Senin, 09 Maret 2020

SISTEM BILANGAN



Pengenalan Sistem Bilangan Seperti kita ketahui , bahwa dalam kehidupan sehari-hari bilangan desimal yang sering dipergunakan adalah bilangan desimal. Bilangan desimal adalah bilangan yang trdiri dari digit atau angka mulai dari nol sampai sembilan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 . 


SISTEM BILANGAN REAL  
Bilangan yang mula-mula dikenal adalah bilangan asli 1, 2, 3, 4, 5, . . . . Himpunan bilangan Asli diberi simbol N, dan ditulis:
 N= 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, . . .  

Bilangan Asli juga dikenal sebagai bilanganbulat positif, bilangan –1, –2, –3, –4, . . . dinamai bilanganbulat negatif. Bilangan bulat positif, bilangan 0 (nol), dan bilangan bulat negatif bersama-sama membentuk himpunan bilangan bulat yang diberi simbol Z, dan ditulis: 
 Z = . . . , - 4, - 3, - 2, - 1, 0, 1, 2, 3, 4, . . .  

Adakalanya karena suatu keperluan anggota himpunan bilangan bulat dikaitkan dengan sebuah titik pada sebuah garis yang kemudian dikenal sebagai garis bilangan.

Setelah sebuah titik ditetapkan mewakili bilangan 0 maka titik yang mewakili bilangan 1 adalah titik yang berjarak satu satuan di sebelah kanan titik yang mewakili bilangan 0. Selanjutnya titik-titik di sebelah kanan 0 yang berjarak dua satuan, tiga satuan, empat satuan, dan seterusnya berturut-turut mewakili bilangan-bilangan 2, 3, 4, . . . . Titik yang berjarak satu satuan di sebelah kiri titik yang mewakili bilangan 0 adalah titik yang mewakili bilangan –1. Demikian seterusnya titik-titik di sebelah kiri 0 yang berjarak dua satuan, tiga satuan, empat satuan, dan seterusnya mewakili bilangan –2, –3, –4, . . .. 

 Karena perkembangan kemampuan berhitung manusia, himpunan bilangan bulat saja tidak memadai. Adakalanya di dalam pengukuran panjang didapat hasil yang berbentuk, 1/2, 3/4, 6/7, 3/2 atau 9/4 Jadi, diperlukan bilangan yang merupakan hasil bagi dari dua bilangan bulat. Bilangan yang terbentuk sebagai m/n dengan m dan n bilangan bulat, dan n0 dinamai bilangan rasional. Sesuai dengan definisi bilangan rasional tersebut, bilangan bulat dan bilangan pecah bersama-sama membentuk himpunan bilangan rasional. Himpunan bilangan rasional diberi simbol dengan huruf Q. Himpunan bilangan rasional tidak mungkin lagi dituliskan dalam bentuk tabulasi.
  
jika a, b, dan c adalah bilangan real sebarang maka memiliki sifat sebagai berikut.  
1.a + b = b + a (sifat komutatif penjumlahan).
2.a + (b + c) = (a + b) + c (sifat asosiatif penjumlahan).  
3.Terdapat bilangan 0 dengan sifat a + 0 = 0 + a = a. 
4.Untuk setiap bilangan a terdapat penyelesaian khusus persamaan a + x = 0 yang diberi simbol –a.  
5.ab = ba (sifat komutatif perkalian).
6.a (bc) = (ab) c (sifat asosiatif perkalian).  
7.Terdapat bilangan 1 dengan sifat a . 1 = 1 . a = a.  
8.Untuk bilangan a0 terdapat penyelesaian khusus untuk ax = 1 yang diberi simbol 1a.  
9.a(b + c) = ab + ac (sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan). 
10.ab = 0 jika dan hanya jika a = 0 atau b = 0. 11.(–a)(–b) = ab dan (–a)b = a(–b) = –ab.  

Selasa, 07 Januari 2020

Transformasi Linear


(https://www.slideshare.net/dinanabila1/transformasi-linear-aljabar-linear-elementer)

Basis dan Dimensi

   Basis : suatu ukuran tertentu yang menyatakan  komponen dari sebuah vector. Dimensi biasanya dihubungkan dengan ruang, misalnya garis adalah ruang dengan dimensi 1, bidang adalah uang dengan dimensi 2 dan seterusnya. Definisi basis secara umum adalah sebagai berikut :
Jika V adalah ruang vektor dan S = {v1, v2, v3, ….., vn} adalah kumpulan vektor di dalam V, maka S disebut sebagai basis dari ruang vektor V jika 2 syarat berikut ini dipenuhi :
        i.            S bebas linier;
      ii.            S serentang V.
Contoh 1
Misalkan e1 = ( 1, 0, 0, … , 0 ), e2 = ( 0, 1, 0, … , 0 ), … , en = ( 0, 0, 0, … , 1 ). Dalam contoh pada pembahasan kebebasan linier, kita telah menunjukkan bahwa S = { e1, e2, … , en } adalah himpunan bebas linier dengan Rn. Karena setiap vector v = (v1, v2, … , vn) pada Rn dapat dituliskan sebagai v = v1e1 +  v2e2 + … + vnen, maka S merentang Rn sehingga S  adalah sebuah basis. Basis tersebut dinamakan basis baku untuk Rn.
Contoh 2
Misalkan v1 = ( 1, 2, 1 ), v2 = ( 2, 9, 0 ), dan v3 = ( 3, 3, 4). Perlihatkan bahwa himpunan S = { v1, v2, v3 } adalah basis untuk R3.
Pemecahan. Untuk memperlihatkan bahwa S serentang R3, maka kita harus perlihatkan bahwa sembarang vector b = ( b1, b2, b3 ) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier
b = k1v1 + k2v2 + k3v3
dari vector – vector pada S. dengan menyatakan persamaan ini dalam komponen-komponennya maka akan memberikan
( b1, b2, b3 ) = k1 ( 1, 2, 1 ) + k2 ( 2, 9, 0 ) + k3 ( 3, 3, 4 )
atau
( b1, b2, b3 ) = ( k1 + 2k2 + 3k3, 2k1 + 9k2 + 3k3, k1 + 4k3 )
atau
k1 + 2k2 + 3k3               = b1
2k1 + 9k2 + 3k3             = b2
k1            + 4k3             = b3                                               (1.1)
Jadi, untuk memperlihatkan bahwa S merentang V, maka kita harus perlihatkan bahwa system (1.1) mempunyai pemecahan semua pilihan b = (b1, b2, b3 ). Untuk membuktikan bahwa S bebas linier, kita harus perlihatkan bahwa satu – satunya pemecahan dari
k1v1 + k2v2 + k3v3 = 0                                                   (1.2)
adalah k1 = k2 = k3 = 0
seperti sebelumnya, jika (1.2) dinyatakan dalam komponen – komponennya, maka pembuktian bebas linier akan direduksi menjadi pembuktian bahwa system tersebut  homogen
k1 + 2k2 + 3k3               = 0
2k1 + 9k2 + 3k3             = 0
k1            + 4k3             = 0                                           (1.3)
hanya mempunyai pemecahan trivial. Perhatikan bahwa system (1.1) dan system (1.3) mempunyai matriks koefisien yang sama. Jadi, menurut bagian – bagian (a), (b), (d) dari Teorema 15 pada bagian  Hasil Selanjutnya Mengenai Sistem Persamaan dan Keterbalikan, kita dapat secara serentak membuktikan bahwa S bebas linier dan merentang R3 dengan memperlihatakan bahwa matriks koefisien
Pada system (1.1) dan system (1.3) dapat dibalik. Karena
maka jelaslah dari Teorema 7 pada bagian Sifat-Sifat Fungsi Determinan bahwa A dapat dibalik. Jadi, S adalah sebuah basis untuk R3.
Contoh 3
Himpunan S = { 1, x, x2, … , xn } merupakan basis untuk ruang vector Pn yang diperkenalkan dalam contoh 13 pada bagian Subruang. Dari contoh 18, vector – vector pada S merentang Pn. Untuk melihat bahwa S bebas linier, anggaplah bahwa suatu kombinasi linier dari vector – vector S adalah vector nol, yakni
c0 + c1x + … + cnxn = 0 (untuk semua x)                                                        (1.4)
Kita harus perlihatkan bahwa c0 = c1 = … = cn = 0. Dari aljabar kita ketahui bahwa polinom taknol berderajat n mempunyai paling banyak n akar yang berbeda. Karena (1.4) memenuhi untuk semua x, maka setiap nilai x adalah sebuah akar dari ruas kiri, hal ini berarti bahwa c1 = c2 = … = cn = 0; kalau tidak, maka c0 + c1x + … cnxn dapat mempunyai paling banyak n akar. Maka himpunan S adalah himpunan bebas linier.
Basis S dalam contoh ini dinamakan basis baku untuk Pn.
Contoh 4
Misalkan
Himpunan S = [ M1, M2, M3, M4 ] adalah sebuah basis untuk ruang vector M22 dari matriks – matrik 2 × 2. Untuk melihat bahwa S merentang M22, perhatikan bahwa sebuah vector khas (matriks)
dapat kita tulis sebagai
            =
                        = aM1 + bM2 + cM3 + dM4
Untuk melihat bahwa S bebas linier, anggaplah bahwa
aM1 + bM2 + cM3 + dM4 = 0
Yakni,
Maka
Jadi, a = b = c = d = 0 sehingga S bebas linier
Basis S dalam contoh ini kita sebut baris baku untuk M22. PAda umumnya, basis baku untuk Mmn sesuai dengan beda matriks mn dengan sebuah bilangan tunggal 1 dan bilangan nol untuk entri – entri sisanya.
Contoh 4
Andaikan ruang V= {u, v, w, s}, di mana:
. Cari basis dan dimensi dari ruang V!
Solusi : (Menggunakan matriks)
Basis dari V={(-1, 1 , 1), (0, -1, 3)}
 
 

SISTEM BILANGAN

Pengenalan Sistem Bilangan Seperti kita ketahui , bahwa dalam kehidupan sehari-hari bilangan desimal yang sering dipergunakan adalah b...